Melakukan hubungan secara aman dan tidak berganti-ganti pasangan merupakan salah satu cara untuk menghindari penyakit klamidia ini. Karena ternyata, klamidia bisa menyerang bagian mata, dubur, dan juga tenggorokan apabila terkena cairannya. Kemudian dampaknya pun dapat menimbulkan masalah bagi kesuburan dan menyulitkan seorang wanita untuk memeroleh keturunan.
Maka dari itu, mari kita kenali lebih dalam lagi apa itu klamidia dengan membaca selengkapnya di sini. Sebagai penambah wawasan Anda dan jangan sampai kita mengalaminya. Karena kesehatan miss V merupakan hal yang memerlukan perhatian khusus dan lakukan secara telaten.
Apa yang dimaksud dengan klamidia?
Penyakit klamidia atau klamidiasis merupakan salah satu penyakit seksual menular. Penyebabnya yaitu infeksi bakteri Chlamydia trachomatis yang menyerang bagian leher rahim (serviks), anus, saluran kecing, mata, serta tenggorokan.
Pengobatan klamidia tidaklah terlalu sulit ketika masih berada di awal gejalanya. Namun jika dibiarkan begitu saja, ia bisa menjadi mengganas dan membahayakan kesehatan reproduksi yang lebih serius. Penyakit ini dapat menularkan ke orang lain yang kontak dengan penderita ketika terkena cairannya.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), wanita dengan usia 15-24 tahun lebih rentan untuk terinfeksi klamidia. Akan tetapi sebanyak 75% wanita yang mengalami masalah ini tidak ada indikasi adanya gejala di awal. Gejala akan terlihat ketika memasuki 1-3 minggu dengan tanda-tanda sebagai berikut :
-
-
- Merasakan mual, demam, atau perut bagian bawah terasa sakit.
- Buang air kecil lebih sering dan terasa terbakar.
- Keputihan abnormal yang berbau busuk, menyengat, dan jumlahnya lebih banyak dari biasanya.
- Saat melakukan hubungan rasanya sakit.
- Setelah berhubungan mengalami pendarahan.
- Rektum yang terkena iritasi.
- Vagina atau sekitar anus terlihat bengkak.
- Serviks yang membengkak.
- Mengalami pendarahan di luar siklus haid.
-
Fakta tentang klamidia.
Klamidia tidak bisa menular kepada orang lain dengan cara :
Pertama. Ciuman, pelukan, ataupun pegangan tangan.
Kedua. Permukaan benda yang disentuh oleh penderita.
Ketiga. Toilet duduk yang telah dipakai penderita.
Keempat. Berbagi tempat sauna dengan penderita.
Kelima. Berdiri didekat penderita.
Keenam. Menghirup udara yang sama sesudah penderita batuk atau bersin.
Ketujuh. Saling berbagi makanan atau minuman yang sama.