Peradangan biasanya muncul karena berbagai faktor tertentu misalnya seperti terbentur, cedera, keseleo, maupun terserang penyakit. Peradangan atau inflamasi ini sebagai respon dari tubuh untuk mempertahankan diri terhadap benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Namun sudah tahukah Anda jenis peradangan apa saja yang biasanya muncul? Temukan jawabannya di bawah ini untuk menambah pengetahuan Anda agar dapat membedakannya lebih mudah yuk!
2 jenis peradangan yang perlu Anda tahu.
Inflamasi Akut
Peradangan akut terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat misalnya hitungan beberapa jam atau hari setelah terserang. Di mana ketika suatu jaringan mengalami kerusakan karena adanya luka fisik, infeksi, maupun respon imun. Terdapat 5 gejala yang terlihat yakni :
-
-
- Nyeri –> efek rasa sakitnya secara terus-menerus atau ketika memegang area yang meradang.
- Kemerahan –> akibat dari aliran darah ke pembuluh kapiler menjadi meningkat, menyebabkan kulit terlihat kemerahan.
- Pembengkakan –> adanya penumpukan cairan pada area peradangan yang akhirnya berisiko untuk timbulnya bengkak.
- Rasa panas –> area yang mengalami inflamasi biasanya akan terasa panas atau hangat ketika tersentuh, karena aliran darah yang meningkat pada area tersebut.
- Kehilangan fungsi –> keempat gejala di atas bisa berujung menjadi gangguan fungsi organ yang semakin meradang misalnya sulit untuk bergerak, kesulitan bernapas hingga penciuman yang berkurang.
-
Inflamasi jenis ini akan datang pada kondisi penyakit seperti bronchitis akut, radang tenggorokan, infeksi flu/pneumonia, kulit lecet, cedera, olahraga berat, dermatitis akut, tonsillitis (amandel) akut, dan sinusitis akut.
Inflamasi Kronis
Lebih sulit untuk mengenali gejala inflamasi kronis karena tidak terlalu kelihatan. Tingkat keparahannya pun sangat beragam, mulai dari ringan sampai parah. Namun yang bisa menjadi tanda-tandanya yaitu demam, lemas, sariawan, ruam kemerahan pada kulit, sakit perut, dan dada terasa sakit.
Terdapat 3 penyebab peradangan menjadi kronis antara lain :
-
-
- Terpapar zat iritan dalam jangka waktu yang lama (pekerja pabrik yang terkena senyawa kimia tertentu).
- Penyakit autoimun (psoriasis, lupus, ankylosing spondylitis, penyakit celiac, fibrosis paru idiopatik, alergi, dan rheumatoid arthritis).
- Tidak mengobati inflamasi akut secara tepat.
- Kebiasaan merokok.
- Badan yang mengalami obesitas.
- Terlalu banyak mengonsumsi alkohol.
- Stress secara berlebihan.
-
Selain itu, terdapat beberapa penyakit yang bisa menyebabkan adanya jenis peradangan kronis ini seperti asma, tuberculosis, periodontitis kronis, ulcerative colitis, kanker, penyakit crohn, sinusitis kronis, diabetes tipe 1, serta hepatitis kronis.
Obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengurangi peradangan.
Obat Antiinflamasi non-steroid (NSAID)
Paling umum biasanya memakai ibuprofen, naproxen, kalium diklofenak, dan aspirin. Obat tersebut mampu meredakan gejala inflamasi di antaranya demam, nyeri, bengkak, serta kemerahan dalam beberapa kali minum. Namun terdapat efek samping yang timbul misalnya tukak lambung dan gagal ginjal.