Termasuk dalam GRAS, sehingga terkenal aman dengan kadar manis sebanyak 0,9 kali. Jenis pemanis buatan maltitol terbuat dari hidrolisis pati melalui proses hidrogenasi maltosa. Walaupun begitu, senyawa dalam maltitol tidak akan meningkatkan kadar insulin maupun menyebabkan kerusakan pada gigi.
Sorbitol
Sama hal dengan xylitol, sorbitol sering menjadi tambahan pemanis pada produk permen karet dan tidak menimbulkan efek samping berupa karies gigi. Derajat kemanisannya 0,5-0,7 kali lipat gula pasir.
Di samping menjadi pemanis, sorbitol bisa digunakan sebagai humektan, pengental, dan pencegah terbentuknya kristal pada sirup.
Sorbitol aman bagi penderita diabetes maupun orang-orang yang sedang menjalankan program diet, selama pengguanaannya dalam batas wajar. Karena apabila mengonsumsi dalam jumlah lebih dari 20 gr bisa menimbulkan masalah pencernaan antara lain kembung, diare, dan masalah usus.
Sakarin
Merupakan pelopor pemanis buatan yang ada sekitar tahun 1879 di Amerika Serikat. Rasa manisnya mencapai 300-400 kali lebih kuat daripada sukrosa. Dalam penyajiannya untuk olahan makanan tidak boleh melebihi 30 mg. Sedangkan untuk minuman, tidak diperkenankan lebih dari 4 mg/10 ml cairan. Akan tetapi dalam sakarin tidak terdapat nutrisi sama sekali, yang mana berarti tidak akan menambah energi atau karbohidrat dalam tubuh.
Studi tahun 1978 menyatakan bahwa sakarin dapat menyebabkan kanker kandung kemih, kegemukan, fotosensitif, detak jantung tidak normal, dan masalah pencernaan.
Siklamat
Disintesiskan sekitar tahun 1937. Mempunyai kadar kemanisan 30 kali dari gula pasir. Siklamat ini juga mengandung rasa pahit pada akhirnya dan dapat hilang jika dikombinasikan dengan sakarin.
Penelitian dari Codex Alimentarius Commissions tahun 1984 mengatakan bahwa siklamat tidak terbukti menyebabkan mutagen dan kanker. Walaupun begitu, di Amerika sendiri tidak memperkenankan untuk menggunakannya.
Sedangkan Balai POM menyatakan siklamat ini boleh dipakai selama dosisnya tepat dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Acesulfame K
Jenis pemanis buatan yang satu ini sangat stabil walaupun di keadaan temperatur tinggi dan mudah sekali larut, sehingga banyak dipergunakan dalam produk makanan seperti kue atau roti. Tingkat kemanisannya sekitar 200 kali lipat dari gula pasir.
Namun mengandung after taste yang pahit saat ditelan. Biasanya terdapat pada permen karet ‘sugar free’, minuman beralkohol, permen, yoghurt, dan lain lain.
Perbedaan dengan pemanis lainnya yakni ia akan keluar melalui urin tanpa adanya perubahan. Senyawa paling menonjol dalam acesulfame K ini adalah Metilen klorida yang dapat menyebabkan gangguan pada suasana hati, mual, kanker, gangguan hati, kerusakan ginjal sampai autisme.
Batasan pemakaiannya yakni 15 mg/kg berat badan.
Sirup Jagung Tinggi Fruktosa
Walaupun berasal dari jagung, pemanis buatan satu ini bahkan tidak sesehat Maple syrup atau Stevia. Sirup jagung ini punya label ‘berbahaya’ dan penggunaannya dibatasi di dunia.
Karena harganya yang lebih murah daripada sukrosa, maka biasanya dipakai untuk memberikan rasa manis pada makanan dengan masa simpan lama. Bisa kita temukan pada minuman bersoda atau minuman rasa buah yang berada dalam kaleng atau botol.
Apabila mengonsumsinya secara terus menerus dapat mengakibatkan kenaikan gula darah yang dan terancam menjadi penyakit diabetes serta memicu obesitas.
Aspartam
Merupakan jenis pemanis buatan non-sakarida yang disintesiskan pada tahun 1965 oleh kimiawan James M. Schlatter. Namun baru dipakai secara luas sejak tahun 1980an.
Biasanya terdapat dalam permen karet, sereal sarapan, agar-agar, minuman berkarbonasi, dan olahan pangan lainnya. Karena tidak menyisakan after taste yang pahit. Aspartam memiliki kandungan pemanis buatan 100-220 kali lebih manis daripada gula murni. Senyawa dalam aspartam yakni asam amino, asam aspartate, fenilalanin, dan sedikit etanol.
Saat aspartam melalui proses pemanasan, ia akan terurai dan menjadi asam amino dan kehilangan rasa manisnya karena adanya ketidakstabilan. Maka dari itu, ia lebih sering ada pada minuman ringan dan makanan yang dingin.