Beranjak ke merek bubuk coklat berikutnya, sudah pasti tidak asing dengan nama produk yang satu ini bukan?
Cocoa powder produksi PT Perusahaan Industri Ceres ini bertepat di Bandung. Produk ini menawarkan cita rasa coklat bubuk khas Belanda yang mempunyai harga cukup bersahabat.
Proses produksinya pun menggunakan teknologi terdepan dengan pengawasan kualitas yang tinggi, sehingga selalu terjaga dengan baik.
Untuk dibuat menjadi minuman pun, ia sangat pas dikonsumsi bersama dengan keluarga.
Terdapat beberapa khasiat yang bisa Anda dapatkan ketika mengonsumsinya yakni kaya akan antioksidan yang baik untuk menangkal radikal bebas, menghidrasi kulit agar tetap lembab, serta menjaga kesehatan rambut.
Chefmate Cocoa Black Powder
Coklat bubuk terbaik merek selanjutnya merupakan produksi PT. Ares Kusuma Raya yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur.
Dalam melakukan proses produksi, mereka melakukan pemantauan secara ketat oleh tim profesional serta menggunakan mesin-mesin canggih berasal dari Jerman agar bisa menghasilkan kualitas produk yang berstandar tinggi.
Mereka juga mengklaim bahwa produk bubuk coklatnya dapat meningkatkan fungsi otak, menurunkan depresi, serta menambah kecantikan kulit.
Bendico Kakao Bubuk
Last but not least, produk bubuk coklat ini adalah produk dari PT Gandum Mas Kencana Tangerang.
Bendico punya 2 jenis varian yakni XD (extra dark) dan ND (natural dark). Aromanya yang kuat dan khas memberikan sensasi rasa tersendiri ketika diminum.
Produk ini sendiri menggunakan bahan-bahan terbaik untuk menghasilkan bubuk coklat dengan kualitas tinggi.
Terdapat khasiat yang bisa Anda dapatkan ketika mengonsumsinya yakni meningkatkan aliran oksigen ke otak, mencegah penuaan dini, serta mencegah serangan asma.
Buat usaha pakai merek juga bisa!
Tahun 2021 sudah menjadi zaman dengan teknologi serba canggih dan memudahkan. Tidak ada lagi kita harus mengeluh susahnya membuat sebuah produk misalnya seperti minuman instan.
Padahal jika tidak mengambil kesempatan baik ini, bisa saja teman Anda duluan yang ambil start tersebut. Dan akhirnya Anda harus menyesali bahwa ‘kenapa bukan saya yang berada pada puncak keberhasilan tersebut’?