Seorang remaja perempuan yang sudah baligh akan diketahui dengan adanya masa haid setiap bulannya. Maka ketika itu terjadi, bisa dikatakan sebagai wanita dengan usia subur. Meski begitu, kesuburan wanita tidak hanya berdasarkan pada fase menstruasinya saja. Karena banyak faktor lain yang mempengaruhi misalnya saja seperti infertilitas (kemandulan).
Seseorang yang punya kesuburan yang bagus umumnya bisa mengalami kehamilan dan melahirkan. Namun yang perlu diperhatikan yakni organ reproduksi wanita seperti ovarium, tuba falopi, Rahim, serviks, dan vagina harus dalam keadaan yang sehat atau memungkinkan. Jika dalah satu mengalami masalah, maka bisa memengaruhi kesuburan yang ada.
Lalu apa aja indikator kesuburan wanita dan cara mengetahuinya? Yuk baca pemaparannya berikut ini!
Fakta tentang kesuburan wanita yang perlu Anda tahu.
Faktor Usia
Sejak lahir, wanita memiliki sel telur dengan jumlah yang tetap sekitar 700.000 buah. Namun setiap kali mentruasi, wanita akan kehilangan 1000 sel telurnya. Sehingga seiring berjalannya waktu dan bertambahnya umur, sel telur akan terus berkurang dan memperkecil suksesnya pembuahan oleh sperma.
Masa subur wanita yakni rentang usia 20-35 tahun, sedangkan puncaknya yakni pada pertengahan 20 tahunan. Sehingga usia yang semakin tua juga akan memengaruhi kualitas dari sel telur tersebut.
Kemudian masa subur seseorang juga tidak selalu berpatokan pada wanita yang memiliki kesehatan yang baik. Meskipun ia rajin berolahraga, menerapkan pola hidup sehat, makan makanan bergizi seimbang, program diet, punya penyakit tertentu, dan sebagainya. Masalah kesuburan ini menyangkut faktor usia yang tidak dapat dikendalikan.
Peluang Hamil
Kenyataannya adalah pembuahan pada ovarium itu tidaklah semudah itu. Pasangan yang subur, punya peluang sekitar 25% di setiap periode dan akan mengalami penurunan seiring bertambahnya umur.
Sebuah studi mengatakan jika pasangan yang berumur tiga puluhan melakukan hubungan tanpa menggunakan pengaman kondom, hanya berpeluang hamil sebesar 15% di setiap bulannya. Sedangkan wanita dengan usia 40 tahun hanya memiliki kesempatan sebesar 5% untuk hamil.
Siklus Mentruasi
Pentingnya untuk mengetahui masa ovulasi dengan baik, dimulai dari hari pertama pendarahan selama haid. Hal ini bertujuan untuk merencanakan waktu berhubungan seks yang tepat agar dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan.
Normalnya periode ini akan berlangsung selama 28 hari, walaupun mengalami keterlambatan selama 1-2 hari. Keadaan ketika fase ini akan berbeda-beda pada setiap wanita, karena mens itu sendiri bisa memperlihatkan kesehatan seseorang baik atau bermasalah.
Apabila perubahannya tergolong ringan, bisa jadi hanya kekurangan estrogen. Jika sangat berat, mungkin masalahnya adalah pada progesteron yang tidak mencukupi untuk menyeimbangkan kadar estrogen yang ada. Faktor lainnya yakni bila menstruasi terasa sangat menyakitkan, dapat menjadi indikasi tanda adanya endometriosis yang membuat sulitnya ovarium untuk terbuahi.
Melakukan Hubungan Intim
Nyatanya melakukan hubungan setiap hari justru akan mengurangi atau memperkecil persentase peluang pada kehamilan. Karena adanya tekanan pada kedua belah pihak pasangan yang malah memengaruhinya. Di samping itu, sperma yang matang membutuhkan waktu selama 2 hari setelah diproduksi.
Pada produksi ovulasi, ia akan terjadi kira-kira 14 hari sebelum periode haid berikutnya. Masa subur tersebutlah yang bisa dimanfaatkan untuk berhubungan intim setiap 2-3 hari sekali, dimulai dari 18 hari sebelum mens berikutnya atau 5 hari sebelum pelepasan sel telur.
Selain itu, orgasme yang terjadi tidak ada korelasinya dengan peluang terjadinya pembuahan. Faktanya ialah sperma akan tetap hidup pada saluran reproduksi selama 3 hari, baik wanita tersebut mengalami orgasme maupun tidak.